Home

Senin, 20 Mei 2013

E4 CERPENMemory of Senior High School


Buah pena : Khoirun Nisa’ Afiyanti (XII IPA 4)

Kisah ini seperti kisah  merpati-merpati liar. Ketika merpati-merpati itu berada dalam sangkar, ia akan selalu menurut pada majikannya. Ketika ia lepas dari sangkar, ia akan terbang tinggi sesuka hatinya.
Dikala membuka mata, seragam putih biru berubah menjadi putih abu-abu. Menatap semangkok soto dan di tambah beberapa gorengan mengingatkan pada sebuah masa putih abu-abu. Sama seperti soto, semua sayuran dan nasi tercampur dalam satu mangkok. Itulah masa SMA semua perasaan tercampur dalam satu mangkok. Mulai dari senang, tegang, sedih, sulit, kompak, cinta, kelucuan, bangga, marah, kacau, meriah, kagum, sampai perpisahan.
Inilah awal kehidupan merpati-merpati liar yang harus terbiasa dengan sangkarnya. Ketika menatap gedung sekolah, yang terbesit dalam benak kami adalah berjuang untuk meraih kata lulus. Ketika berdiri didepan kelas, memperkenalkan diri, bertemu dengan orang-orang yang memiliki tujuan sama, rasanya sangat menantang. Waktu seolah berhenti ketika kami dihadapkan pada sebuah pilihan, ipa atau ips? Mata harus dipejamkan sesaat untuk memikirkannya. Ketika membuka mata kami sudah berada pada posisi yang telah dipilih.
“Ini adalah kelasmu”, sekarang kau harus beradaptasi dengan apapun yang terjadi disini. Masa depanmu ada dalam genggamanmu. Akankah kau menggemnya dengan erat atau kau akan membiarkannya terlepas dalam genggaman .
Sekarang yang terjadi disini adalah sebuah kesenangan. Kami melihat sebuah warna-warni didalamnya. Kami menyukai warna, apalagi warna itu menampakkan kecerahannya. Mulai dari warna yang paling gelap hingga warna yang paling cerah. Begitupun orang yang berada disini, mulai dari orang yang paling menyebalkan hingga orang yang paling menyenangkan. Jika menemukan seorang sahabat terbaik, mungkin itu adalah hal yang paling menyenangkan. Berbagi kesenangan dengan sebuah tawa. Bersama Meredakan kesedihan dengan sebuah hiburan. Bersama Menyelesaikan masalah dengan sebuah solusi. Bersama saling memberikan motivasi untuk bertahan.
Sekarang yang terjadi disini adalah sebuah ketegangan. Kelas yang gaduh akan menjadi tertib. Wajah yang ceria akan menjadi tegang. Ketika seorang guru yang paling menyeramkan dan killer masuk ke kelas. Kelas menjadi hening ketika pelajaran dimulai. Mungkin hening dan serius bukan karena memperhatikan pelajaran. Melainkan hening karena kami takut kalau saja berisik sesuatu yang buruk pasti akan menimpa kami.
Sekarang yang terjadi disini adalah sebuah kesedihan. Menurut sebagian orang nilai bagus itu sangat berharga dalam hidupnya, menurut sebagian orang lagi nilai bagus itu biasa saja. Jika nilai jelek yang kami dapatkan, sebagian orang akan merasa sedih, dan sebagian lagi merasa itu biasa saja. Kalaupun hal itu terjadi yang kami butuhkan adalah sebuah dukungan dari seseorang atau siapapun yang ada disekolah. Bukanlah caci maki ataupun sebuah kata yang merendahkan kami, seolah kami adalah makhluk yang tak ada apa-apanya, seolah kami adalah makhluk yang tak dapat berusaha. Yang kami harapkan adalah sebuah dukungan bahwa suatu saat kami pasti bisa.
Sekarang yang terjadi disini adalah sebuah kesulitan. Ketika mendapat Pekerjaan Rumah (PR) akankah kami mengerjakannya tepat waktu? ada yang jawab iya dan tidak. Sulit untuk menghilangkan kebiasaan mengerjakan PR disekolah. Akan sangat kesulitan sekali jika semua mata pelajaran memberikan PR, seolah dalam seharian waktu telah tersita untuk belajar. Kami tak pernah kapok dengan kesulitan untuk mengerjakan PR dirumah, padahal itu akan membuat hati jadi was-was ketika PR belum selesai dikerjakan. Karena begitu sulit, tak jarang juga kami akan mendapatkan hukuman dari guru bidang yang bersangkutan. Sulit bagi orang yang sering bangun kesiangan untuk datang tepat waktu kesekolah, yang sering dilakukan adalah terlambat datang kesekolah dan harus rela mendapat hukuman. Sulit bagi orang yang malas untuk selalu mengikuti pelajaran, yang dilakukan adalah bolos mata pelajaran, mencari-cari kesempatan dalam kesempitan untuk pergi meninggalkan kelas tanpa seizin guru. Sulit bagi orang yang suka berbuat onar dan bandel untuk mengubah kelakuannya, tempat langganan yang dikunjunginya adalah ruangan BP, dan pada akhirnya
hukuman yang mereka dapatkan. Kadang saat-saat sulit mengharuskan kita untuk melanggar aturan dan membiarkan kita mendapat hukuman.
Sekarang yang terjadi disini adalah sebuah kekompakkan. Kekompakkan menjadi salah satu yang lumayan sulit untuk kami ciptakan. Tapi… kalo masalah contek-mencontek, tanpa disuruh kompak, kami akan selalu kompak, iya nggak???? Tak pandang situasi kami melakukannya. Saat mengerjakan tugas, mengerjakan PR sampai saat ulangan masih sempat-sempatnya kami mencontek. Ada triknya loh... Susah senang bagi rata, kira-kira begitulah. Tak hanya itu, masih ada kekompakkan dari sisi positifnya kok, misalnya dalam kerja kelompok, mau nggak mau harus kompak.
Sekarang yang terjadi disini adalah cinta, Cinta???? Wow… mungkin ini adalah topic paling favorit dikalangan anak SMA. Bagaimana tidak, tanpa cinta sekolah ini tak akan menarik. Bagi seorang dewa-dewi cinta, mungkin tanpa cinta dikehidupan mereka dunia ini akan hancur atau mereka takkan bisa hidup tanpa cinta. Huh… lebay banget ya??? Siapa yang merasa dirinya sebagai dewa atau dewi cinta???? Namun, bagi seorang yang menganggap cinta itu biasa aja, ada atau tidak adanya cinta itu tidak masalah. Sekarang kita akan menyaksikan layar lebar yang berjudul cinta anak SMA. Perasaan itu berkembang sangat pesat disekolah. Tak asing lagi jika kami murid SMA dihadapkan pada perasaan itu. Kadang cinta membuat mereka harus mencurahkan kasih sayang, membuat mereka harus saling memahami, bahkan membuat mereka harus mengeluarkan amarahnya. Orang yang belum merasakan cinta dikalangan SMA hanya bisa menyaksikan sandiwara dan mendengarkan orang yang telah merasakannya. Kadang mereka merasa terharu, tertawa, kesal, bahkan tercengang.
Sekarang yang terjadi disini adalah kelucuan. Mustahil kalau dalam satu kelas tak ada seorangpun yang dapat melucu. Saat tak ada guru atau jam kosong, sisa waktu digunakan untuk bersantai dan mengeluarkan ekspresi masing-masing. Sebuah humor pasti selalu ada. Derai tawa pasti menyambut humor itu. Canda tawa takkan berakhir jika kami belum lelah untuk tertawa. Tak jarang ada yang
mengerjai temannya sendiri, mengejek temannya sendiri, berpose aneh, yang sering terjadi adalah memberikan julukan sesuai karakter masing-masing.
Sekarang yang terjadi disini adalah rasa bangga. Paling senang kalau dipuji oleh guru karena prestasi atau kebaikan. Bagai mau terbang ke awang-awang. Sebagian yang mendapatkan pujian tersebut memanfaatkannya untuk menyombongkan diri, apalagi jika diberikan sebuah kepercayaan, ada rasa bangga tersendiri. Meraih piala dalam sebuah perlombaan, berdiri didepan orang banyak dan tersenyum menatap piala tersebut. Apalagi piala tersebut sudah berjejer. Walaupun tak pandai dalam bidang akademis setidaknya dapat meraih prestasi dalam bidang yang lain.
Sekarang yang terjadi disini adalah kemarahan dan kekacauan. Tak jarang guru-guru marah dengan kelakuan kami. Meninggalkan kelas dan tak mau mengajar sampai kami mengubah kelakuan dan meminta maaf. Kalau dilihat dari segi enaknya, itu sangat menguntungkan, karena tak usah pusing-pusing belajar. Tapi kalau dilihat dari segi ruginya, itu sangat rugi sekali karena waktu tuk belajar telah disia-siakan. Perselisihan antar teman juga sering terjadi pada masa SMA. Kadang disebabkan oleh salah paham, merasa iri, atau memperebutkan sesuatu. Menusuk atau membicarakan teman dari belakang, itu juga sering terjadi. Kadang kemarahan itu tak bisa ditahan lagi hingga meledak dan mengakibatkan kekacauan. Biasanya para wanita yang marah dilampiaskan pada sebuah kata-kata caci maki. Kalau para pria yang marah lebih seram, mereka melampiaskannya pada sebuah pukulan. Ini membuat sebuah kekacauan dan pasti ditempat kejadian sudah penuh dengan orang yang menonton. Tolong redakan amarah selesaikanlah dengan pikiran jernih, jangan menggunakan otot. Itulah yang dikatakan oleh orang-orang bijak.
Sekarang yang terjadi disini adalah kemeriahan. Saat ada event-event disekolah, misalnya tujuh belas agustusan, hari kartini, maulid nabi, isra mi’raj, ulang tahun sekolah, atau acara-acara lainnya. Sekolah menjadi sangat ramai dan meriah. Sorak sorai dukungan, tepuk tangan melanda gedung sekolah. Saat-saat
semeriah itulah kami bisa melupakan pusingnya pelajaran dalam sesaat. Bisa berjalan kemanapun bahkan teriak sekencang apapun. Mendukung teman yang sedang berlomba atau mempersiapkan diri untuk lomba. Semangat akan muncul ketika kemeriahan ada dihadapan.
Sekarang yang terjadi disini adalah kekaguman. Setelah tiga tahun berada disini, akhirnya kami menatap selembar kertas yang menyatakan kami lulus. Jerih payah kami selama ini tak sia-sia. Memandang nilai yang tak mengecewakan membuat kami kagum pada diri sendiri. Kami juga kagum pada guru-guru kami yang telah membantu membimbing kami, tanpa mereka kami takkan seperti ini. Kami rindu diajari oleh guru-guru tercinta kami.
Kini yang terjadi disini adalah sebuah perpisahan. Kristal indah itu sudah tak tahan lagi untuk selalu bersembunyi, kini ia keluar mengalir dari dua buah bola mata yang indah. Memang kelulusan yang kami harapkan, tapi perpisahan ini menjadi begitu sangat menyedihkan. Kami pasti akan sangat rindu berkumpul seperti saat itu, berjuang bersama teman. Rindu dengan rasa tegang saat dimarahi oleh para guru. Rindu berselisih, tertawa dan menjaili teman. Rindu pada saat-saat mengerjakan PR disekolah. Rindu melakukan contek-mencontek dengan teman. Kami rindu dihukum karena datang terlambat kesekolah, bolos, dan berbuat kekacauan. Rindu dengan rasa susah senang bagi rata bersama teman. Rindu dengan macam-macam kelucuan yang terjadi. Atau bagi yang punya pacar, rindu dengan pasangannya atau cinta pertamanya. Dan yang terakhir rindu dengan soal-soal ulangan. Yang paling kami rindukan adalah wajah-wajah teman-teman sekalian dan saat-saat kehadiran kami disekolah.
Kini merpati-merpati liar itu akan dilepaskan lagi dari sangkarnya. Ia menatap langit yang cerah. Ada sesuatu yang harus ia lakukan diantara kebebasan yang telah ada dalam genggamannya. Ada merpati yang memilih untuk terbang jauh dan sangat jauh, ada merpati yang memilih untuk terbang tinggi dan sangat tinggi, ada merpati yang memilih terbang menuju pohon dan berdiri pada rantingnya, ada merpati yang memilih terbang bebas dan menari-nari menikmati
udara yang segar, ada merpati yang lebih memilih mendarat ditanah dan diam menatap langit. Ada banyak pilihan, merpati mana yang akan kami ikuti? Apakah kami akan terbang jauh, terbang tinggi, berdiri pada ranting, menari-nari diudara atau hanya diam menatap langit? Sebuah dunia berbeda akan kami kunjungi. Bersiaplah!!!!! Seperti sebuah syair lagu. Bergegaslah kawan, sambut masa depan. Tetap berpegang tangan, saling berpelukan. Berikan senyuman, sebuah perpisahan. Kenanglah sahabat, kita untuk selamanya.

... INDAHNYA  MASA  SMA, I LOVE YOU SO MUCH ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar