Home

Senin, 20 Mei 2013

E4 BIOGRAFI


Beliau yang mulai bekerja pada awal dibentuknya SMA N 1 JUWANA ini. Tapi pada waktu itu beliau masih bekerja pada malam hari dan pada saat siangnya bekerja di Pr. Jarum. Awalnya beliau Wiyata Bakti 7 tahun, mulai 1982 akhir sampai 1990 baru ada pengangkatan CPNS, dan pada Tahun 1992 menjadi PNS sampai sekarang. Beliau tidak pernah mengeluh, walaupun beliau pulang untuk makan tetapi tidak ada satu dari keluarganya yang protes akan pekerjaannya itu. Beliau yang sehari-hari naik sepeda motor pada saat ke SMA N 1 JUWANA.
Walaupun di SK (surat keputusan) beliau di SMA Negeri 1 JUWANA sebagai pembantu pelaksana, tapi beliau lebih senang menganggap pekerjaannya sebagai penjaga kebersihan. Bagian-bagian yang menjadi tugas beliau adalah bagian depan, tembok ke timur sampai tembok barat.
Selama beliau bekerja di sini ada satu pengalaman yang tidak bisa dilupakan oleh beliau dan mungkin itulah yang dapat diceritakan pada anak cucunya kelak. Dari sekian banyak pengalaman yang di alami oleh Pak Mantri sebagian besar adalah hal gaib. Salah satu pengalaman itu adalah pada saat malam sekitar tahun 1983 setengah Sembilan beliau duduk di teras tengah SMA N 1 JUWANA beliau yang duduk tanpa tikarpun tibe-tiba ada tanda lampu hijau, lalu lampu itu padam dan ada seseorang perempuan memakai kemben dengan warna putih menghampiri beliau kurang satu langkah sosok itu menghilang. Sejak saat itu kalau ada keajaiban yang berbau mistis beliau sudah menganggapnya biasa.
Pada waktu bekerja beliau juga punya kendala antara lain berupa teguran dari Bapak Kepala Sekolah. Tapi menurut beliau kalau kerja di bawahi atasan pasti lah ada teguran. Entah ini masalah itu atau ini tetep ditegur kalau salah. Beliau sengaja memilih pekerjaan ini karena menyesuaikan pengalaman pendidikan beliau yang hanya sampai di SMP. Beliau tidak mencari pekerjaan lain karena pada waktu itu mencari pekerjaan itu sulit apa lagi kalau tidak ada yang menyalurkan. Pertama beliau bekerja di P.S. Jarum kemudian di bawa ke SMA N 1 JUWANA ini oleh Bapak Kepala Desa Dukutalit yang sudah perda.
Anggapan beliau kalau kerja disini, antara lain biarpun golongan rendah tapi kalau tua masih dapat pensiunan. Kalau dipandang orang memang kerjanya berat tapi semua itu tergantung yang mengerjakan.
Penghasilan beliau yang kira-kira cukup untuk makan sehari-hari. Memang sih, kalau penghasilan itu dibuat sesenaknya tidak cukup. Tapi kembali dijelaskan beliau, cukup atau tidak penghasilan itu tergantung yang pemakainya.
Tutur dari Pak Mantri tentang sedikit sejarah SMA Negeri 1 Juwana “ SMA Negeri 1 Juwana pertama kali berdiri di SMP N 1 Juwana. Kira-kira pertengahan tahun 1982 pindah ke sini (SMA Negeri 1 Juwana). Serah terima bangunan dilaksanakan pada bulan November. Dari SMP 1 ke SMA Negeri 1 Juwana 25 Desember 1982 menetap di sini awal bulan Januari tahun 1983 sampai sekarang.
Pendirinya adalah Kepala Sekolah K.M. Maksum, termasuk Bapak Suparno H.W. Sampai sekarang pergantian kepala sekolahnya sudah berganti 8 kali. Kondisi awal seperti lapangan, bangunan pertama hanya 4 lokal. Yang pertama ruang kepala sekolah, TU. Yang kedua Kelas 12 IPA 1 sampai 12 IPS 1, ruang guru (yang dulu Lab). Lalu 11 IPS 4 – 11 IPA 2, perpustakaan lama sampai kelas 11 IPS, koperasi (bangunan milik sekolah). Dulu ruang BP3 yang sekarang menjadi ruang komite.
Pada waktu di SMP 1 Juwana, istilahnya hanya pinjam tempat. Di sana sudah ada SMA 1 Juwana, tapi masuknya sore. SMA N 1 Juwana yang masuk sore hanya kelas 10. Lulusan pertama SMA Negeri 1 Juwana tahun ajaran 1985/1986.
Awal dibentuknya memang SMA Negeri 1 Juwana. Siswanya hanya beberapa kelas saja. Waktu pertama hanya 6 kelas saja. SMA Negeri 1 Juwana yang sekarang sudah berumur 29 tahun, telah menjadi salah satu sekolah favorit di kecamatan Juwana.”
Pendapat beliau tentang perkembangan semakin tahun memang meningkat, tetapi kenakalan-kenakalan anak-anak masa lalu dan masa sekarang jauh berbeda. Kalau kenakan jaman dahulu terbilang masih wajar. Tapi kalau sekarang sudah melampui batas. Kesopanan anak jaman sekarang juga berbeda. Dibanding dengan anak dulu masih sopan yang dulu. Beliau juga berpesan kalau bapak ibu guru sedang mengajar mohon di dengarkan, jangan seenaknya sendiri. Kalau habis jajan bungkus makanannya jangan dibuang sembarangan. Kalau lingkungan bersih, belajarpun jadi nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar