Beliau
yang mulai bekerja pada awal dibentuknya SMA N 1 JUWANA ini. Tapi pada waktu
itu beliau masih bekerja pada malam hari dan pada saat siangnya bekerja di Pr.
Jarum. Awalnya beliau Wiyata Bakti 7 tahun, mulai 1982 akhir sampai 1990 baru
ada pengangkatan CPNS, dan pada Tahun 1992 menjadi PNS sampai sekarang. Beliau
tidak pernah mengeluh, walaupun beliau pulang untuk makan tetapi tidak ada satu
dari keluarganya yang protes akan pekerjaannya itu. Beliau yang sehari-hari
naik sepeda motor pada saat ke SMA N 1 JUWANA.
Walaupun
di SK (surat keputusan) beliau di SMA Negeri 1 JUWANA sebagai pembantu
pelaksana, tapi beliau lebih senang menganggap pekerjaannya sebagai penjaga
kebersihan. Bagian-bagian yang menjadi tugas beliau adalah bagian depan, tembok
ke timur sampai tembok barat.
Selama
beliau bekerja di sini ada satu pengalaman yang tidak bisa dilupakan oleh
beliau dan mungkin itulah yang dapat diceritakan pada anak cucunya kelak. Dari
sekian banyak pengalaman yang di alami oleh Pak Mantri sebagian besar adalah
hal gaib. Salah satu pengalaman itu adalah pada saat malam sekitar tahun 1983
setengah Sembilan beliau duduk di teras tengah SMA N 1 JUWANA beliau yang duduk
tanpa tikarpun tibe-tiba ada tanda lampu hijau, lalu lampu itu padam dan ada
seseorang perempuan memakai kemben dengan warna putih menghampiri beliau kurang
satu langkah sosok itu menghilang. Sejak saat itu kalau ada keajaiban yang
berbau mistis beliau sudah menganggapnya biasa.
Pada
waktu bekerja beliau juga punya kendala antara lain berupa teguran dari Bapak
Kepala Sekolah. Tapi menurut beliau kalau kerja di bawahi atasan pasti lah ada
teguran. Entah ini masalah itu atau ini tetep ditegur kalau salah. Beliau
sengaja memilih pekerjaan ini karena menyesuaikan pengalaman pendidikan beliau
yang hanya sampai di SMP. Beliau tidak mencari pekerjaan lain karena pada waktu
itu mencari pekerjaan itu sulit apa lagi kalau tidak ada yang menyalurkan.
Pertama beliau bekerja di P.S. Jarum kemudian di bawa ke SMA N 1 JUWANA ini
oleh Bapak Kepala Desa Dukutalit yang sudah perda.
Anggapan
beliau kalau kerja disini, antara lain biarpun golongan rendah tapi kalau tua
masih dapat pensiunan. Kalau dipandang orang memang kerjanya berat tapi semua
itu tergantung yang mengerjakan.
Penghasilan
beliau yang kira-kira cukup untuk makan sehari-hari. Memang sih, kalau penghasilan
itu dibuat sesenaknya tidak cukup. Tapi kembali dijelaskan beliau, cukup atau
tidak penghasilan itu tergantung yang pemakainya.
Tutur dari Pak
Mantri tentang sedikit sejarah SMA Negeri 1 Juwana “ SMA Negeri 1 Juwana
pertama kali berdiri di SMP N 1 Juwana. Kira-kira pertengahan tahun 1982 pindah
ke sini (SMA Negeri 1 Juwana). Serah terima bangunan dilaksanakan pada bulan
November. Dari SMP 1 ke SMA Negeri 1 Juwana 25 Desember 1982 menetap di sini
awal bulan Januari tahun 1983 sampai sekarang.
Pendirinya
adalah Kepala Sekolah K.M. Maksum, termasuk Bapak Suparno H.W. Sampai sekarang
pergantian kepala sekolahnya sudah berganti 8 kali. Kondisi awal seperti
lapangan, bangunan pertama hanya 4 lokal. Yang pertama ruang kepala sekolah,
TU. Yang kedua Kelas 12 IPA 1 sampai 12 IPS 1, ruang guru (yang dulu Lab). Lalu
11 IPS 4 – 11 IPA 2, perpustakaan lama sampai kelas 11 IPS, koperasi (bangunan
milik sekolah). Dulu ruang BP3 yang sekarang menjadi ruang komite.
Pada waktu di
SMP 1 Juwana, istilahnya hanya pinjam tempat. Di sana sudah ada SMA 1 Juwana,
tapi masuknya sore. SMA N 1 Juwana yang masuk sore hanya kelas 10. Lulusan
pertama SMA Negeri 1 Juwana tahun ajaran 1985/1986.
Awal dibentuknya
memang SMA Negeri 1 Juwana. Siswanya hanya beberapa kelas saja. Waktu pertama
hanya 6 kelas saja. SMA Negeri 1 Juwana yang sekarang sudah berumur 29 tahun,
telah menjadi salah satu sekolah favorit di kecamatan Juwana.”
Pendapat
beliau tentang perkembangan semakin tahun memang meningkat, tetapi
kenakalan-kenakalan anak-anak masa lalu dan masa sekarang jauh berbeda. Kalau
kenakan jaman dahulu terbilang masih wajar. Tapi kalau sekarang sudah melampui
batas. Kesopanan anak jaman sekarang juga berbeda. Dibanding dengan anak dulu
masih sopan yang dulu. Beliau juga berpesan kalau bapak ibu guru sedang
mengajar mohon di dengarkan, jangan seenaknya sendiri. Kalau habis jajan
bungkus makanannya jangan dibuang sembarangan. Kalau lingkungan bersih,
belajarpun jadi nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar