Kejujuran
dalam Perspektif Islam
Oleh: Nailil Hakim, S.Pd.
Rasulullah
SAW bersabda: “Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu.
Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan
menggelisahkan jiwa”.
Keutamaan Jujur
Jujur bermakna
keselarasan antara berita dan perbuatan dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau
suatu berita dan perbuatan sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/
jujur. Tapi kalau tidak, maka
dikatakan dusta. Kejujuran itu pada ucapan, juga ada pada perbuatan, tentu
sesuai dengan yang ada pada batinnya. Seorang tidaklah dikatakan sebagai
seorang yang jujur karena dia telah menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa
yang dia sembunyikan (di dalam batinnya).
Rasulullah SAW menganjurkan
umat Islam untuk selalu jujur, karena kejujuran merupakan mukadimah akhlak
mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada akhlak tersebut, sebagaimana
dijelaskan oleh Rasulullah SAW:
”Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan.”
”Penjual dan pembeli diberi kesempatan berfikir
selagi mereka belum berpisah. Seandainya mereka jujur dan membuat penjelasan
mengenai barang yang diperjualbelikan, mereka akan mendapatkan berkah dalam
jual beli mereka. Sebaliknya, jika mereka menipu dan merahasiakan mengenai
apa-apa yang harus diterangkan tentang barang yang diperjualbelikan, maka akan
terhapus keberkahannya”.
Dalam kehidupan sehari-hari dan ini merupakan
bukti nyata, kita dapati seorang yang jujur dalam bermuamalah dengan orang
lain, rizkinya lancar-lancar saja, orang lain berlomba-lomba datang untuk bermuamalah
dengannya, karena merasa tenang bersamanya dan ikut mendapatkan kemuliaan dan
nama yang baik. Dengan begitu sempurnalah baginya kebahagiaan dunia dan
akherat. Begitu pula dalam Hadist dari Al Hasan bin Ali, Rasulullah SAW
bersabda:
دَعْ
مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ
الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“Tinggalkanlah yang
meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih
menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.” (HR.
Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200, hasan shahih).
Tidaklah kita dapati seorang
yang jujur, melainkan orang lain senang dengannya, memujinya. Baik teman maupun lawan merasa tentram dengannya.
Berbeda dengan pendusta. Temannya sendiri pun tidak merasa aman, apalagi musuh
atau lawannya. Alangkah indahnya ucapan seorang yang jujur, dan alangkah
buruknya perkataan seorang pendusta.
Orang yang jujur diberi amanah baik berupa ilmu, harta, hak-hak dan juga
rahasia-rahasia. Kalau kemudian melakukan kesalahan atau kekeliruan,
kejujurannya -dengan izin Allah SWT- akan dapat menyelamatkannya. Sementara
pendusta, sebiji sawipun tidak akan dipercaya. Jikapun terkadang diharapkan
kejujurannya itupun tidak mendatangkan ketenangan dan kepercayaan. Dengan kejujuran
maka sah-lah perjanjian dan tenanglah hati. Barang siapa jujur dalam berbicara,
menjawab, memerintah (kepada yang ma’ruf), melarang (dari yang mungkar),
membaca, berdzikir, memberi, mengambil, maka ia disisi Allah dan sekalian
manusia dikatakan sebagai orang yang jujur, dicintai, dihormati dan dipercaya.
Kesaksiaannya merupakan kebenaran, hukumnya adil, muamalahnya mendatangkan
manfaat, majlisnya memberikan barakah karena jauh dari riya’ mencari nama.
Tidak berharap dengan perbuatannya melainkan kepada Allah SWT, baik dalam
shalatnya, zakatnya, puasanya, hajinya, mencari ilmu, diamnya, dan
pembicaraannya semuanya hanya untuk Allah SWT
semata, tidak menghendaki dengan kebaikannya tipu daya ataupun khiyanat.
tidak menuntut balasan ataupun rasa terima kasih kecuali kepada Allah SWT.
firman Allah SWT yang berikut,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS.
at-Taubah: 119).
Hendaknya kita menyampaikan
kebenaran walaupun pahit dan tidak mempedulikan celaan para pencela dalam
kejujuran. maka seseorang akan bergaul dengan rasa aman dan percaya pada kita.
Seseorang yang jujur adalah orang yang dapat dipercaya (amanah) dalam
lingkungan sekitarnya. Wallahu a’lam bish Showab.
--o0o--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar